Selasa, 11 November 2014

Materi Sejarah Kelas X



Uji Kompetensi Hal : 33
1)      Mengapa para ahli banyak melakukan penelitian manusia purba di bantaran sungai ?
Jawab :
Karena, pada waktu zaman purba, manusia purba banyak yang bergantung dengan alam, hidupnya tidak menetap dan dimana ada sumber makanan, ditempat itulah mereka berada. Karena sungai menyimpan banyak sumber makanan seperti ikan, air yang mencukupi.dll. di bantaran sungai pun banyak tumbuhan yang hidup, tanahnya yang subur. Jadi, banyak manusia purba yang hidup dan matinya ada di bantaran sungai.
2)      Jelaskan ciri dan mengapa hasil penelitian Dubois di Trinil disebut sebagai jeni Pithecanthropus erectus (kera yang berjalan tegak) ?
Jawab :
Ciri- ciri Pithecanthropus Erectus
  • Hidung, kening dan mulutnya menonjol
  • Mukanya lebar
  • Tulang rahangnya kuat
  • Giginya kuat dan besar
  • Jalannya tegak
  • Volume otaknya 900 cc
  • Tinggi sekitar 165-180 cm
  • Berat badannya kira- kira 104 kg
Hasil penelitian Dubois di Trinil dinamakan Pithecanthropus Erectus karena setelah di teliti secara lanjut/detail, terbentuk kerangka manusia namun masih terlihat tanda – tanda kera, dan tulang pahanya tegak seperti dapat berjalan tegak. Kemudian hasil penelitian tersebut disebut jenis Pithecanthropus Erectus yang artinya kera yang berjalan tegak

3)      Menurut pendapat kamu, bagaimana manusia purba bisa menyebar ke dalam wilayah Kepulauan Indonesia bahkan sampai ke luar Kepulauan Indonesia ?
Jawab :
Manusia purba dapat menyebar ke dalam wilayah Kepulauan Indonesia untuk mencari buruan makanan, hidup manusia purba berpindah – pindah (nomaden), perpindahan itu dimaksudkan mencari tempat yang pas, cocok, banyak makanan dan menghindari fenomena alam yang tidak menentu. Jadi, dengan manusia purba berpndah-pindah tempat, mereka tidak hanya terkumpul dalam suatu wilayah akan tetapi, menyebar sampai wilayah Indonesia, bahkan sampai ke luar wilayah kepulauan Indonesia.

4)      Buatlah karya ilmiah (2-3 halaman) dengan tajuk, Sangiran Laboratorium Manusia Purba !
Jawab :
KARYA ILMIAH TAJUK SANGIRAN LABORATORIUM MANUSIA PURBA
Sangiran merupakan sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Jawa, Indonesia dan terlengkap di Asia. Sangiran terletak disebelah utara Kota Solo dan berjarak sekitar 15 km (tepatnya di desa krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen). Gapura Situs Sangiran berada di jalur jalan raya Solo Purwodadi dekat perbatasan antara Gemolong dan Kalioso (Kabupaten Karanganyar). Gapura ini dapat dijadikan penanda untuk menuju Situs Sangiran, Desa Krikilan. Jarak dari gapura situs Sangiran menuju Desa Krikilan ± 5 km. Situs Sangiran memunyai luas sekitar 59, 2 km² (SK Mendikbud 070/1997) secara administratif termasuk kedalam dua wilayah pemerintahan, yaitu : Kabupaten Sragen (Kecamatan Kalijambe, Kecamatan Gemolong, dan Kecamatan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo), Provinsi Jawa Tengah (Widianto & Simanjuntak, 1995).
. Areanya seluas 56 km² berada di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah, atau di lembah Sungai Bengawan Solo. Sangiran memberi informasi lengkap tentang sejarah kehidupan manusia purba meliputi habitat, pola kehidupannya, binatang yang hidup bersamanya, hingga proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun (Pliosen Akhir hingga akhir Pleistosen Tengah).
Sementara itu, Museum Sangiran masih berlokasi di sekitaran situs arkeologi  ini. Di sini Anda dapat melihat sekitar 13.809 koleksi fosil manusia purba dan merupakan terlengkap di Asia. Ada juga fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut, alat-alat batu, dan beberapa jenis hewan seperti badak, sapi, rusa, banteng, dan kerbau. Tersedia juga ruang audio visual untuk menyaksikan fosil tinggalan kehidupan masa prasejarah di Sangiran. Museum Sangiran saat ini menjadi sebuah museum megah dengan arsitektur modern. Di sini anda dapat melihat dari dekat koleksi fosil manusia purba, binatang yang hidup pada masa itu, hingga peralatan yang digunakannya.
Situs Sangiran merupakan obyek wisata ilmiah yang menarik. Tempat ini memiliki nilai tinggi bagi ilmu pengetahuan dan merupakan aset Indonesia. Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Oleh karenanya Dalam sidangnya yang ke 20 Komisi Warisan Budaya Dunia di Kota Marida, Mexico. Tahun 1996 Sangiran terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai World Heritage (No. 593, dokumen WHC-96/Conf.201/21).
Sejak ditetapkannya sebagai World Heritage oleh UNESCO, Sangiran memberi sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya ilmu arkeologi, geologi, paleoanthropologi, dan biologi. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.
Situs Sangiran mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Gondangrejo di Kabupaten Karanganyar.  Awalnya Situs Sangiran adalah sebuah kubah penelitian yang dinamakan Kubah Sangiran kemudian tererosi bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah depresi akibat pergerakan dari aliran sungai. Pada depresi itu ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau.
Tahun 1934 antropolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya dari hasil penggalian ditemukan fosil Pithecanthropus erectus atau Manusia Jawa. Ada sekitar 60 lebih fosil lainnya di antaranya fosil Meganthropus palaeojavanicus yang ditemukan di situs ini.
Kawasan Sangiran menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap. Manusia purba jenis Homo erectus yang ditemukan di wilayah Sangiran ada sekitar lebih dari 100 individu yang mengalami masa evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Jumlah ini mewakili 65% dari seluruh fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan merupakan 50% dari jumlah fosil sejenis yang ditemukan di  dunia. Jenis Homo erectus yang ditemukan adalah dari masa Pleistosen Awal dan Pleistosen Tengah, dan mungkin juga pada Pelistosen Akhir. Manusia jenis ini mempunyai ciri-ciri tinggi badan kurang lebih 165-180 cm dengan postur yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus. Mereka memiliki geraham yang masih besar, rahang kuat, tonjolan kening tebal serta melintang pada dahi dari pelipis ke pelipis dan tonjolan belakang kepalanya nyata, dagu belum ada dan hidung lebar. Perkembangan otaknya baru memiliki volume sekitar 800-1100 cc dan  manusia ini digolongkan dalam Homo erectus arkaik.
Selain fosil manusia purba, di Sangiran ada juga fosil hewan bertulang belakang  hingga cangkang molusca. Fosil vertebrata ditemukan di semua lapisan (Kalibeng, Kabuh, dan Notopuro). Ditemukan juga fosil  gajah purba, badak, banteng, sapi, kerbau, dan rusa. Diperkirakan hewan-hewan tersebut hidup sezaman dengan Homo erectus dan menjadi binatang buruan mereka.
Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat ini sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium Paleoanthropologi Yogyakarta.
Ladang fosil di situs Sangiran sangat khas, Anda dapat melihat jelas pada bagian yang bertebing curam yaitu stratigrafi yang menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.

Keberadaan Kawasan Sangiran sangatlah penting dan menarik, secara nyata Anda dapat melihat lokasi temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Saat ini arealnya seluas 56 km² tersebut masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Sangiran merupakan aset yang sangat penting secara nasional maupun internasional.
5)      Coba kamu inventarisir berbagai situs dan tinggalan manusia purba di daerah kamu masing-masing !
Jawab :
NO
NAMA SITUS
FUNGSI PADA MASA LALU
FUNGSI PADA MASA SEKARANG
LETAK ( KECAMATAN atau KABUPATEN)
1
SITUS BATUR AGUNG
PEMUJAAN ARWAH NENEK MOYANG
WISATA BUDAYA
BASAH, KEDUNG BANTENG, PURWOKERTO
2
SITUS CIPARI
TEMPAT PEMUJAAN ARWAH
CAGAR BUDAYA
KUNINGAN, JABAR
3
SITUS GUA PUTRI
TEMPAT TINGGAL KOLONI MANUSIA PURBA
WISATA BUDAYA
BATU RAJA, SUMATERA SELATAN
4
SITUS LIANG BUA, GUA KARST
TEMPAT TINGGAL MANUSIA PURBA
CAGAR BUDAYA
FLORES
5
SITUS SANGIRAN
TEMPAT TINGGAL MANUSIA PURBA
CAGAR BUDAYA, MUSEUM, LABORATORIUM
LEMBAH SUNGAI BENGAWAN SOLO, SANGIRAN
6
SITUS GUNUNG PADANG
PEMUJAAN MASYARAKAT
CAGAR ALAM DAN BUDAYA
KARYAMUKTI, CAMPAKA, CIANJUR
7
SITUS SOKOLIMIN
PEMUJAAN MASYARAKAT
CAGAR BUDAYA
BEJOHARJO, KARANGMOJO, CIANJUR
8
SITUS CANDI BEDINGIN CEBONGAN
PEMUJAAN MASYARAKAT
CAGAR BUDAYA
BEDINGIN, SONDANGADI, MLATI, SLEMAN
9
SITUS WATU GILANG
TEMPAT PERTAPA
CAGAR BUDAYA
BANGUNTAPAN, BANTUL


                         




Hal : 63
  1.  Coba kamu diskusikan mengapa manusia purba membuat peralatan dari bebatuan, kayu dan tulang?
  2. Peralatan yang dibuat oleh manusia purba dari batu dapat digunakan sebagai alat serba guna, coba jelaskan dan beri contoh.
JAWAB
  1. .   Manusia purba membuat peralatan dari bebatuan, kayu, dan tulang. Serta mereka belum bisa mengolah logam. Jadi, mereka membuat peralatan dari bahan-bahan yang ada di sekitarnya saja.
  2.  Zaman batu tua (paleolitikum) :
  •  Kapak genggam
  •  Kapak Perimbas
  •  Alat Serpih (Flake)
Zaman batu tengah (Mesolitikum):
  •  Kapak Genggam Sumatera (pebble culture)
  •  Kapak pendek
Zaman batu muda (Neolitikum):
  •  Kapak persegi
  •  Kapak lonjong
  •  Kapak bahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar